Rabu, 02 Januari 2013

JAGUNG NON HIBRIDA / JAGUNG BERSARI BEBAS


JAGUNG 
NON HIBRIDA 
atau 
Jagung Bersari Bebas

Yang dimaksud dengan varietas bersari bebas pada jagung adalah varietas yang benihnya diambil dari pertanaman sebelumnya, atau dapat dipakai terus-menerus dari setiap pertanamannya dan belum tercampur atau diserbuki oleh varietas lain. Benih yang digunakan tentunya berasal dari tanaman atau tongkol yang mempunyai ciri-ciri dari varietas tersebut.
Berdasarkan bahan penyusunnya, varietas
jagung bersari bebas dibedakan menjadi varietas komposit dan varietas sintetik.

1. Varietas Komposit 
Varietas komposit adalah varietas jagung yang berasal dari campuran lebih dari dua varietas yang telah mengalami persilangan bebas/acak (random mating) minimum lima kali.
Contoh :
varietas Harapan, Bogor Composit-2, Bogor BMR-4, dan Wonosobo Composit.

2. Varietas Sintetik
Varietas Sintetik adalah varietas jagung yang berasal dari campuran beberapa galur murni yang telah mengalami penyerbukan sendiri (selfing) minimal satu kali penyerbukan. Contoh :
varietas Harapan, Permadi, dan Bogor Sintetik-2.

Suatu varietas bersari bebas yang sudah dilepas dianggap sudah mencapai keseimbangan genetik (genetic equilibrium), artinya frekuensi allel dan genotipe yang dihasilkan selalu sama dari generasi ke generasi. Agar varietas tersebut tidak berubah maka keseimbangan genetik dari varietas tersebut jangan terggangu. Susunan genetik varietas tersebut tidak akan berubah apabila dipenuhi beberapa hal sebagai berikut :
1. Varietas tersebut ditanam dalam jumlah yang banyak. Minimal jumlah tanaman tidak kurang dari 400 tanaman, lebih banyak lebih baik.
Bila varietas tersebut ditanam dalam jumlah hanya 100 tanaman, maka kemungkinan varietas tersebut akan mengalami kemunduran dalam sifat-sifatnya karena adanya tekanan inbreeding sebesar 0,50%. Bila hanya ditanam 200 tanaman, faktor inbreedingnya sebesar 0,25%.

2. Terjadinya perkawinan acak (random mating), artinya terjadi perkawinan bebas secara alami di lahan pertanaman jagung.
3. Tidak ada seleksi ke arah perubahan sifat-sifat tertentu. Adanya seleksi akan mengubah beberapa variabel dan nilai rata-rata suatu sifat. Karena itu perlu dilakukan seleksi negatif, seperti halnya membuang tanaman yang menyimpang.
4. Tidak terjadi migrasi atau pencampuran varietas lain. Pertanaman harus terisolasi dari kemungkinan tercampur dengan varietas lain.
5. Tidak terjadi mutasi.
Kalaupun ada mutasi, kemungkinannyasangat kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar dan informasi tambahan dari pembaca.
Salam kami : bns_indonesia