Penggerek   batang   jagung   (Ostrinia   furnacalis)  merupakan hama 
penting tanaman jagung di Filipina,  Cina, Tailand, Kamboja India, 
Malaysia, Vietnam, Korea,  Jepang,  dan  Papua  Nugini.  Kehilangan  
hasil  dapat  mencapai  80%  apabila  tidak  dikendalikan.  Pengendalian
  penggerek  jagung  selama  ini  banyak menggunakan  pestisida  karena 
 praktis.   Penggunaan  bahan  kimia  menimbulkan  efek  negatif  
terhadap lingkungan termasuk musuh alami dari serangga yang  
bersangkutan dan harganya relatif mahal. Penggunaan  pestisida akan 
meracuni kelangsungan ekosistem dan  kelangsungan kehidupan manusia. 
Karena itu, muncul  konsep  pengelolaan  hama  terpadu  (PHT),  yang  
salah  satu komponen pentingnya adalah pemanfaatan musuh  alami,  
termasuk  parasitoid  telur  Trichrogramma  spp.
Salah  satu  pengendalian  yang  potensial  adalah  parasitoid  
Trichrogramma  evanescens  Westwood.  Di  Indonesia,  T.  evanescens  
umumnya  diperbanyak  pada  telur  Corcyra  cephalonica.   Untuk  
efisiensi  penggunaan  telur  C.  Cephalonica  dan  memperoleh  
perkembangan  populasi T. evanescens yang maksimal dalam pembiakan  
masal, perbandingan antara sumber inokulum dan  inang  pengganti  adalah
  1  parasit  7  inang  (telur  C.  Cephalonica).     Tingkat   
parasitasi   T.   evanescens  pada telur O. furcanalis dapat mencapai 
93%, dan  setiap  T.  evanescens  betina  mampu  memparasit 
telur  O.  furcanalis    hingga  54  butir  dengan  rata-rata 35 butir. 
T. evanescens   menyukai memparasit  atau  meletakkan  telurnya  pada  
telur  inang  yang  baru diletakkan.
Makanan tambahan berupa larutan gula 10% yang  diberikan  pada  T.   
evanescens  dewasa  dan  suhu  pembiakan  yang  rendah  dapat  
meningkatkan  daya  parasitasi, keperidian, dan memperpanjang masa hidup
  serangga dewasa.   Inang utama T. evanescens adalah  telur O. 
furcanalis, tetap juga dapat memparasit telur  hama   penggerek   
tongkol   jagung   (Helicoverpa  armigera).  Tingkat  parasitasi  T.  
evanescens  pada  H.  armigera  umur  1  hari  dapat  mencapai  92%. 
 
Perbanyakan Parasitoid Trichrogramma evanescens 
Trichrogramma spp. biasanya diperbanyak secara masal dengan telur inang pengganti, di antaranya C. Cephalonica atau dikenal sebagai ulat beras. Serangga ini mudah diperbanyak dengan bahan-bahan yang tersedia.
Trichrogramma spp. biasanya diperbanyak secara masal dengan telur inang pengganti, di antaranya C. Cephalonica atau dikenal sebagai ulat beras. Serangga ini mudah diperbanyak dengan bahan-bahan yang tersedia.
Suhu   tempat   pembiakan   parasitoid   sangat  menentukan  tingkat  
parasitasi  pada  inang.    Tingkat  parasitasi parasitoid yang 
dibiakkan pada suhu rendah  (24  o  C)  cukup  tinggi,  baik  yang  
diberi  maupun  yang  tidak  diberi,  masing-masing  51  dan  47  butir 
 inang. Parasitoid  telur  T.  evanescens  yang  dibiakkan  pada  suhu  
rendah  (24 oC)  lebih  efektif  memparasit  inang  dibandingkan   pada 
  suhu   tinggi   (32 oC).   Suhu pembiakan      mempengaruhi      
beberapa      sifat  Trichrogramma  spp  termasuk  keperidian,  lama  
hidup, dan ukuran. Trichrogramma spp adalah serangga yang  
poikitelotherm,  kehidupannya  sangat  bergantung  pada suhu dan 
lingkungan setempat. 
Deptan RI
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar dan informasi tambahan dari pembaca.
Salam kami : bns_indonesia