Rabu, 06 November 2013

Parasitoid Trichrogramma evanescens untuk Mengendalikan Hama Penggerak Jagung

Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis) merupakan hama penting tanaman jagung di Filipina, Cina, Tailand, Kamboja India, Malaysia, Vietnam, Korea, Jepang, dan Papua Nugini. Kehilangan hasil dapat mencapai 80% apabila tidak dikendalikan. Pengendalian penggerek jagung selama ini banyak menggunakan pestisida karena praktis. Penggunaan bahan kimia menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan termasuk musuh alami dari serangga yang bersangkutan dan harganya relatif mahal. Penggunaan pestisida akan meracuni kelangsungan ekosistem dan kelangsungan kehidupan manusia. Karena itu, muncul konsep pengelolaan hama terpadu (PHT), yang salah satu komponen pentingnya adalah pemanfaatan musuh alami, termasuk parasitoid telur Trichrogramma spp.

Salah satu pengendalian yang potensial adalah parasitoid Trichrogramma evanescens Westwood. Di Indonesia, T. evanescens umumnya diperbanyak pada telur Corcyra cephalonica. Untuk efisiensi penggunaan telur C. Cephalonica dan memperoleh perkembangan populasi T. evanescens yang maksimal dalam pembiakan masal, perbandingan antara sumber inokulum dan inang pengganti adalah 1 parasit 7 inang (telur C. Cephalonica). Tingkat parasitasi T. evanescens pada telur O. furcanalis dapat mencapai 93%, dan setiap T. evanescens betina mampu memparasit telur O. furcanalis hingga 54 butir dengan rata-rata 35 butir. T. evanescens menyukai memparasit atau meletakkan telurnya pada telur inang yang baru diletakkan.

Makanan tambahan berupa larutan gula 10% yang diberikan pada T. evanescens dewasa dan suhu pembiakan yang rendah dapat meningkatkan daya parasitasi, keperidian, dan memperpanjang masa hidup serangga dewasa. Inang utama T. evanescens adalah telur O. furcanalis, tetap juga dapat memparasit telur hama penggerek tongkol jagung (Helicoverpa armigera). Tingkat parasitasi T. evanescens pada H. armigera umur 1 hari dapat mencapai 92%.
 
Perbanyakan Parasitoid Trichrogramma evanescens
Trichrogramma spp. biasanya diperbanyak secara masal dengan telur inang pengganti, di antaranya C. Cephalonica atau dikenal sebagai ulat beras. Serangga ini mudah diperbanyak dengan bahan-bahan yang tersedia.
Suhu tempat pembiakan parasitoid sangat menentukan tingkat parasitasi pada inang. Tingkat parasitasi parasitoid yang dibiakkan pada suhu rendah (24 o C) cukup tinggi, baik yang diberi maupun yang tidak diberi, masing-masing 51 dan 47 butir inang. Parasitoid telur T. evanescens yang dibiakkan pada suhu rendah (24 oC) lebih efektif memparasit inang dibandingkan pada suhu tinggi (32 oC). Suhu pembiakan mempengaruhi beberapa sifat Trichrogramma spp termasuk keperidian, lama hidup, dan ukuran. Trichrogramma spp adalah serangga yang poikitelotherm, kehidupannya sangat bergantung pada suhu dan lingkungan setempat. 

Sumber : 
Deptan RI
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas komentar dan informasi tambahan dari pembaca.
Salam kami : bns_indonesia