Updates 19 Juli 2013 - 22.50 WIT
(Vibiznews – Commodity) – Pada perdagangan hari
ini harga jagung berjangka terpantau mengalami penurunan untuk tiga hari
berturut-turut dan nyaris mencapai posisi paling rendah dalam lebih
dari satu minggu belakangan (19/07). Penurunan harga jagung tersebut
terjadi di tengah sinyal bahwa cuaca yang lebih dingin dan basah di
daerah penanaman jagung di AS akan mendorong kondisi tanaman dan
berpotensi meningkatkan produksi. Harga komoditas gandum tampak
mengalami penurunan dan mengarah ke penurunan mingguan.
Harga
jagung berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Desember mengalami
penurunan sebesar 0.4 persen dan ditransaksikan pada posisi 4.9875
dollar per bushel pada perdagangan hari ini. Kemarin harga jagung
berjangka untuk kontrak paling aktif tersebut mengalami penurunan hingga
mencapai posisi 4.94 dollar per bushel dan merupakan posisi paling
rendah sejak tanggal 8 Juli lalu. Harga jagung mengarah untuk mengalami
penurunan sebesar 2 persen minggu ini.
Harga jagung berjangka
telah mengalami penurunan sebsar 29 persen sepanjang tahun 2013 ini.
Produksi di Amerika Serikat mengalami peningkatan yang signifikan
setelah tahun lalu mengalami penurunan akibat kekeringan parah yang
terjadi di negara tersebut.
Departemen Pertanian AS memperkirakan
bahwa pasokan jagung di AS akan meningkat pesat seiring dengan produksi
yang mencapai rekor tertinggi. Diperkirakan produksi jagung musim ini
akan mencapai angka 13.95 miliar bushel.
Pada perdagangan hari ini
harga jagung berjangka diperkirakan akan cenderung mengalami penurunan
lanjutan seiring dengan kuatnya potensi pasokan. Untuk hari ini harga
komoditas ini diperkirakan akan mengalami pergerakan pada kisaran 4.9 –
5.2 dollar.
(IA/JA/VBN)
sumber : vivanews.com
By Ika Akbarwati ,Vibiznews Analyst
Economy Research Senior Analyst - Vibiz Research, Vibiz ConsultingAnalis Lulusan FEUI tahun 2006 ini bekerja di Vibiz Consulting sejak tahun 2007.