Kementerian Pertanian merealisasikan impor jagung pada kuartal pertama 2013 mengalami lonjakan hingga 200% dibandingkan 2012. "Sepanjang tiga bulan pertama 2012, realisasi impor jagung sebanyak 260 ribu ton, periode tahun ini naik sebesar 520 ribu ton menjadi 780 ribu ton, melonjak hingga dua kali lipat," ujar Desianto Budi Utomo, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GMPT). Kenaikan impor jagung pada kuartal pertama disebabkan rendahnya serapan bibit jagung sehingga produksi menurun. Selain itu standar tanaman jagung petani tidak sesuai dengan permintaan pabrik.
"Pada kuartal pertama, bibit jagung banyak yang kurang berkualitas sehingga hasil produksi menurun, standar tanaman jagung juga banyak yang tidak sesuai permintaan pabrik. Contohnya di Medan sekitar 30 persen hingga 40 persen jagung lokal ditolak karena berjamur," tuturnya Kamis (25/04/2013).
Pasokan lokal sangat kecil karena berbagai masalah. Selain kualitas, masalah fasilitas, industri serta distribusi harus segera dibenahi.
Sementara itu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengingatkan pemerintah agar fokus mempertahankan swasembada jagung berkelanjutan. Produksi jagung yang hampir mencapai 20 juta ton per tahun seharusnya cukup memenuhi kebutuhan nasional.
"Produksi surplus. Tapi saya kira produksi dalam negri masih harus ditambah karena permintaan juga meningkat," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron, Kamis (25/4).
Ia juga menyoroti proses pengeringan jagung yang kurang efisien. Jika proses ini tidak berjalan baik, maka bagian dalam jagung rentan keropos. Pemerintah disarankan untuk menyediakan mesin pengering jagung untuk melancarkan penanganan paska panen, terutama pada musim pengujan. Jagung yang keropos tidak baik untuk pakan ternak maupun ikan.
"Pada kuartal pertama, bibit jagung banyak yang kurang berkualitas sehingga hasil produksi menurun, standar tanaman jagung juga banyak yang tidak sesuai permintaan pabrik. Contohnya di Medan sekitar 30 persen hingga 40 persen jagung lokal ditolak karena berjamur," tuturnya Kamis (25/04/2013).
Pasokan lokal sangat kecil karena berbagai masalah. Selain kualitas, masalah fasilitas, industri serta distribusi harus segera dibenahi.
Sementara itu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengingatkan pemerintah agar fokus mempertahankan swasembada jagung berkelanjutan. Produksi jagung yang hampir mencapai 20 juta ton per tahun seharusnya cukup memenuhi kebutuhan nasional.
"Produksi surplus. Tapi saya kira produksi dalam negri masih harus ditambah karena permintaan juga meningkat," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Herman Khaeron, Kamis (25/4).
Ia juga menyoroti proses pengeringan jagung yang kurang efisien. Jika proses ini tidak berjalan baik, maka bagian dalam jagung rentan keropos. Pemerintah disarankan untuk menyediakan mesin pengering jagung untuk melancarkan penanganan paska panen, terutama pada musim pengujan. Jagung yang keropos tidak baik untuk pakan ternak maupun ikan.
Referensi Impor Jagung Indonesia :
1. Kebutuhan Impor jagung Melonjak 86.67%2. Dalam 3 bulan awal 2013 sebanyak 741 Ribu Ton Jagung Impor sudah Masuk ke Indonesia
3. Layanan Impor Jagung Tanpa NPIK
4. Impor Jagung Pakan Berpotensi Turun ?
5. Impor jagung berdampak pada rendahnya harga jagung petani Indonesia
6. Impor Jagung Kian Menggunung
7. Produsen Pakan Ternak Pakai Jagung Impor
8. Limbah Jagung Masih Bisa Digunakan Untuk Pakan ternak
9. Anomali Impor Jagung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar dan informasi tambahan dari pembaca.
Salam kami : bns_indonesia