JAKARTA (18/07), Para peternak harus waspada. Pasalnya, harga jagung
yang terus melambung membuat harga pakan ikut mendaki. Gabungan
Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) mencatat: sepanjang enam bulan pertama
tahun ini produsen pakan ternak sudah menaikkan harga dua kali.
Sudirman, Ketua Umum GPMT
mengatakan, saat ini, harga pakan ternak untuk ayam broiler atau ayam
potong di kisaran Rp 6.000 per kilogram (kg). Sedangkan untuk pakan ayam
petelur atau layer di kisaran Rp 4.500 per kg. "Bila dijumlahkan,
kenaikan harga pakan tersebut berada di kisaran Rp 200 per kg daripada
harga sebelumnya," kata Sudirman.
Menurutnya, harga pakan akan terus
naik sampai akhir tahun lantaran harga jagung lokal juga terus terkerek
naik. Bahkan, pada saat panen raya pun, harga jagung lokal masih akan
melejit.
Tahun lalu, harga jagung saat panen
raya pada Februari sampai April dipatok sebesar Rp 2.600 sampai Rp
2.700 per kg. Namun, saat panen raya tahun ini, harga jagung mencapai Rp
3.200 per kg. Bahkan saat ini, harga jagung mencapai Rp 3.600 per kg.
"Tren harga pakan ternak terus naik, tetapi kita tidak berani memperkirakan besarannya," ujar Sudirman.
Sekedar catatan, jagung merupakan
bahan baku utama dalam pakan ternak. Komposisinya dari total bahan baku
pakan mencapai 50%-55%. Walhasil, kenaikan harga jagung mempengaruhi
harga pakan secara keseluruhan.
Penyebab kenaikan harga jagung,
kata Sudirman adalah terbatasnya pasokan. Sementara permintaannya
tinggi. Berdasarkan perhitungan GPMT, tahun ini produksi pakan ternak
akan meningkat 10% dibanding tahun lalu yang volumen mencapai 13,8 juta
ton. Dengan demikian, produksi pakan ternak tahun ini sebesar 15,18 juta
ton atau sekitar 82% dari kapasitas pabrik pakan yang mencapai sekitar
18,5 juta ton.
Sudirman meminta pemerintah untuk
memberikan perhatian pada ketersediaan bahan baku pakan ternak tahun
ini. Kebutuhan jagung saat ini mencapai 7 juta ton. Ia memperkirakan
kebutuhan jagung ini akan naik seiring dengan meningkatkan permintaan
pakan.
Menurut Desianto Budi Utomo, Sekjen
GMPT kenaikan harga bersumber dari distribusi. Kondisi infrastruktur
yang tidak mendukung mengakibatkan tidak semua produksi lokal diserap
pabrik pakan. "Makanya harga juga tinggi," katanya.
Terus ekspansi
Walau mengalami tren kenaikan harga
bahan baku seperti jagung, namun hal tersebut tidak menyurutkan
perusahaan produsen pakan untuk melakukan ekspansi usaha.
PT Malindo Feedmill Tbk contohnya.
Perusahaan ini kini tengah menyelesaikan pembangunan dua pabrik pakan
ternak, yaitu di Makassar (Sulawesi Selatan) dan di Semarang (Jawa
Tengah).
Rudy Hartanto, Corporate Secretary
Malindo Feedmill mengatakan, proses pembangunan pabrik pakan ternak
tersebut setidaknya memakan waktu hingga satu tahun. "Investasi yang
dibutuhkan untuk membangun dua pabrik pakan ternak tersebut lebih dari
Rp 250 miliar," kata Rudy.
Saat ini kapasitas terpasang pabrik
pakan yang dimiliki Malindo Feedmill mencapai 900.000 ton. Dengan
tambahan dua pabrik tersebut, diharapkan kapasitas produksi pakan PT
Malindo akan bertambah sebesar 50% dari yang sekarang.
Meski tidak merinci, Rudy bilang
produksi pakan ternak Malindo Feedmill saat ini telah mencapai lebih
dari 50% dari kapasitas terpasang. Dalam perhitungan bisnis pabrik pakan
ternak harus segera melakukan ekspansi ketika utilitas pabriknya telah
mencapai 60%-70%.
Sumber : www.kontan.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar dan informasi tambahan dari pembaca.
Salam kami : bns_indonesia