(Vibiznews - Commodity) - Harga jagung berjangka untuk perdagangan hari ini (2/7) dilaporkan mengalami peningkatan setelah kemarin sempat anjlok. Penguatan harga jagung hari ini disebabkan oleh adanya laporan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat bahwa persediaan jagung selama bulan Juni mengalami penurunan menjadi 2,76 miliar bushel. Terendah sejak tahun 1997.
Disaat yang bersamaan International Grains Council menyatakan bahwa prediksi output jagung global untuk tahun ini diprediksi akan mengalami kenaikan menjadi 946 juta metrik ton, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebesar 854,5 juta metrik ton. Sedangkan output jagung AS untuk tahun ini diprediksi akan naik 30% menjadi 14 miliar bushel.
Harga jagung berjangka mengalami kenaikan 0,5% menjadi 5,0375 dollar per bushel. Harga gandum berjangka mengalami kenaikan 0,9% menjadi 6,61 dollar per bushel dan harga kedelai berjangka mengalami kenaikan 0,5% menjadi 0,5% menjadi 12,5 dollar per bushel.
Divisi Vibiz Research di Vibiz Consulting memprediksi bahwa pergerakan harga jagung masih belum aman dari koreksi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya penantian investor terhadap beberapa data ekonomi AS yang belum dirilis pekan ini seperti data tingkat pengangguran, data neraca perdagangan dan ISM non manufaktur untuk bulan Juni lalu.
sumber :
Economy Research Senior Analyst - Vibiz Research, Vibiz Consulting
Analis lulusan dari FEUI ini memiliki kemampuan di bidang analisis ilmu ekonomi, terutama dalam bidang komoditi dan berbagai topik ekonomi lainnya.
Analis lulusan dari FEUI ini memiliki kemampuan di bidang analisis ilmu ekonomi, terutama dalam bidang komoditi dan berbagai topik ekonomi lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar dan informasi tambahan dari pembaca.
Salam kami : bns_indonesia