JAKARTA: FAO meramalkan produksi gandum dunia pada tahun ini akan mencapai 690 juta ton dan menjadi rekor tertinggi kedua. Namun, harga pangan dunia diprediksi bakl merangkak. Februari naik 1% dan itu kenaikan kedua dalam 2 bulan.
Dalam laporan tiga bulanan Food and Agriculture Organization (FAO) yang diterbitkan Selasa, 13 Maret 2012 bertajuk Crop Prospects and Food Situation, produksi gandum itu turun 10 juta ton atau 1,4% turun dari panen 2011 dan masih jauh di atas rata-rata 5 tahun terakhir.
Meskipun penanaman meningkat atau diperkirakan meningkat di banyak negara pada tahun ini sebagai respon terhadap harga terus menguat, tetapi hasil akan kembali normal termasuk di daerah yang diprediksi akan memproduksi tertinggi seperti tahun lalu, tulis laporan itu. “Tapi prediksi masih terlalu dini untuk mengetahui produksi perkiraan global pada 2012 terutama sereal,” tambah laporan itu.
Kenaikan harga sereal internasional pada tahun ini dalam beberapa pekan ini akibat ketatnya pasokan dan kekhawatiran terhadap dampak dari cuaca dingin yang parah di Eropa dan di negara Commonwealth.
Laporan itu mengatakan cuaca buruk di Afrika Barat menyebabkan penurunan tajam dalam sereal dan produksi di lahan di sebagian besar wilayah Sahel. Hal ini, dikombinasikan dengan harga pangan yang tinggi dan konflik sipil, menyebabkan kerawanan pangan yang tinggi dan peningkatan gizi buruk di beberapa negara, khususnya di Nigeria, Chad, Mauritania, Mali dan Burkina Faso.
Di Timur Tengah, ketahanan pangan telah memburuk terutama di Suriah dan Yaman setelah konflik sipil di kedua negara. Di Suriah sekitar 1,4 juta orang telah menjadi rawan pangan, sementara ribuan keluarga terpaksa meninggalkan rumah mereka di Yaman. Di Afrika Timur, meskipun ada perbaikan, situasi pangan dari kelompok rentan tetap genting, terutama di daerah pastoral yang terkena kekeringan sebelumnya. Situasi ketahanan pangan di Sudan dan Sudan Selatan menjadi perhatian setelah panen buruk.
Di Asia Timur, prospek untuk tanaman gandum 2012 umumnya menguntungkan dengan output diperkirakan akan mencapai tingkat rekor tahun lalu terutama di India.Di Amerika Tengah, cuaca kering mengurangi masa tanam kedua jagung pada 2012 terutama di Meksiko. Di tempat lain, panen jagung baik meskipun diperkirakan kerugian akibat hujan lebat selama musim kedua baru-baru ini.
Di Amerika Selatan, musim kering yang berkepanjangan mempengaruhi tanaman jagung 2012 di Argentina dan Brazil tetapi diperkirakan masih di atas rata-rata output karena areal perkebunan meningkat.
Indeks Harga Makanan
Di Amerika Selatan, musim kering yang berkepanjangan mempengaruhi tanaman jagung 2012 di Argentina dan Brazil tetapi diperkirakan masih di atas rata-rata output karena areal perkebunan meningkat.
Indeks Harga Makanan
Indeks Harga Pangan FAO, yang diterbitkan secara terpisah hari ini, naik 1% atau 2,4 poin dari Januari sampai Februari.Indeks itu naik hampir 2% pada Januari- kenaikan pertama dalam 6 bulan.Kenaikan Indeks Februari banyak disumbangkan oleh kenaikan harga gula, minyak dan sereal, sementara harga susu turun sedikit setelah kenaikan tajam dalam Januari. Pada tingkat saat ini, Indeks adalah 10% di bawah puncaknya pada Februari 2011.
FAO, dalam pesan singkat yang menyertai laporan Indeks Harga Pangan, mengatakan impor tahun ini akan meningkat karena dolar AS melemah dan tarif angkut 'terjun' sejak awal 2012. Hal ini, dikombinasikan dengan kondisi cuaca yang tidak menguntungkan di negara-negara pengekspor besar, yang telah mendukung harga dunia dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam Indeks Sereal FAO rata-rata mencapai 227 poin pada Februari, naik 2% atau 4,4 poin dari Januari. Harga gandum naik paling tinggi disusul jagung, sementara beras umumnya lebih rendah.
(sumber : http: bisnis.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar dan informasi tambahan dari pembaca.
Salam kami : bns_indonesia