Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL TENTANG JAGUNG. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL TENTANG JAGUNG. Tampilkan semua postingan

Jumat, 26 Februari 2016

MENGAPA KUALITAS JAGUNG PIPIL KERING HARUS MENJADI PERHATIAN PETANI dan PEDAGANG ?

Kualitas biji jagung hasil panen petani menjadi rambu utama bagi produsen pakan ternak untuk menghasilkan pakan yang berkualitas sesuai standar mutu yang berlaku. Oleh karena itu, diperlukan varietas jagung yang mumpuni di samping penanganan pascapanen yang tepat.

Sebagai komoditas pangan penting kedua setelah padi atau beras, kebutuhan jagung sebagai bahan pangan maupun pakan dari tahun ke tahun akan terus meningkat seiring pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia. Bahkan, lebih dari itu, dengan semakin pesatnya perkembangan industri peternakan turut merubah peta konsumsi jagung tanah air.

Seperti diketahui, jagung merupakan komponen utama dalam industri pakan ternak, porsinya mencapai 60% dalam ransum pakan. Hal inilah yang menjadikan lebih dari 50% produksi jagung di Indonesia digunakan untuk kebutuhan industri pakan ternak, sementara untuk konsumsi pangan diperkirakan hanya berkisar 30 persennya saja. Sedangkan sisanya untuk kebutuhan industri lain.

Sebagai bahan baku utama pakan ternak, kualitas biji jagung hasil panen para petani tentu akan menjadi parameter utama untuk menghasilkan ransum pakan yang berkualitas dan aman bagi kesehatan ternak itu sendiri. Oleh karena itu, masing-masing produsen pakan ternak telah menetapkan standar mutu biji jagung yang dipasok dari para petani. Standar mutu yang ditetapkan itu biasanya meliputi: kadar air, biji mati, biji berjamur, biji rusak, kotoran, dan kandungan aflatoxin.

PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. misalnya, produsen pakan ternak terbesar di Indonesia ini mensyaratkan kandungan kadar air dalam biji jagung berkisar 17-28%, jumlah biji mati dan biji berjamur masing-masing maksimal 5%, biji rusak/pecah maksimal 3%, kotoran maksimal 2%, dan tidak berkutu, serta kandungan aflatoxinnya maksimal 100 Ppb..

So,
Seperti apa kualitas mutu jagung yang bapak dan ibu hasilkan ?






Rabu, 06 November 2013

Struktur Pengusahaan Jagung

Pengusahaan jagung di Indonesia dikelompokkan mulai dari level hulu, on farm dan hilir.


Pengusahaan di level hulu adalah pengusahaan budidaya jagung untuk menghasilkan benih. Industri benih banyak dilakukan oleh perusahaan - perusahaan nasional, perusahaan multi nasional dan juga oleh penangkar benih lokal.

Pengusahaan di level on farm adalah pengusahaan budidaya jagung untuk menghasilkan jagung sesuai kepentiangannya, biasa untuk keperluan pangan dan untuk bahan baku industri non-pangan. Budidaya penanaman jagung di level on farm banyak dilakukan oleh Petani dan sebagian oleh perusahaan nasional.

Pengusahaan di level hilir adalah pengusahaan pengolahan jagung untuk keperluan pangan dan non-pangan. Pengolahan jagung ini banyak dilakukan oleh industri pengolahan pangan/ pakan , industri pengolahan bahan - bahan kimia dan bio-fuel. Pengusahaan di level hilir juga menjadi komoditi yang diusahaakan oleh pedagang dalam pengolahan dan pemasaran komoditas jagung.

Dalam pelaksanaannya, pengusahaan jagung juga memerlukan dukungan dari industri pupuk, pestisida, dan peralatan/ mesin-mesin pertanian dan mesin-mesin industri.
Dalam hal distribusi atau perdagangan jagung juga dibutuhkan dukungan industri packaging dan transportasi.

Sentra Produksi Jagung Nasional di Indonesia

Peta Sentra Produksi Jagung 



Daerah - daerah penghasil utama tanaman jagung di Indonesia adalah : 
 
Jawa Timur ( 5.301.927ton )
Jawa Tengah ( 3.372.459 ton )
Jawa Barat ( 952.826 ton )
 
Sulawesi Selatan ( 1.592.202 ton )
Sulawesi Utara ( 435.401 ton )
Gorontalo ( 430.043 ton ), 
 
Lampung ( 2.014.418 ton )
Sumatera Utara ( 1.230.750 ton )
.
Khusus di Daerah Jawa Timur, budidaya tanaman jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untukpertumbuhan tanaman jagung.
 
Data Produksi Jagung Nasional Indonesi Tahun 2010



sumber :
Kementerian perdagangan Republik Indonesia



Kandungan Biji Jagung


Kandungan Gizi Jagung
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan
karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.
Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.
 
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
Kalori : 355 Kalori
Protein : 9,2 gr
Lemak : 3,9 gr
Karbohidrat : 73,7 gr
Kalsium : 10 mg
Fosfor : 256 mg
Ferrum : 2,4 mg
Vitamin A : 510 SI
Vitamin B1 : 0,38 mg
Air : 12 gr
Dan bagian yang dapat dimakan 90 %. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai
kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih
banyak. 
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari.

Rabu, 12 Juni 2013

Nebraska Corn Kernels: Intern Projects: Price Of Corn And The Poultry Industry




By Casey Campbell, NCGA-St. Louis Intern

I really cannot believe that I’m done with my first month interning at the National Corn Growers Association (NCGA). It really has flown by! I have been busy with so many projects that are all so different and met so many great people. 

One of the main projects I have been working on is researching data and creating graphs to prove that rising prices of corn are not negatively affecting the poultry industry. While my minor in Agricultural Economics is definitely helping this process, math and numbers are not always my friends, especially with some of these really confusing databases. Thankfully I have been able to get lots of help from Paul Bertels, our in-house ag econ expert, more formally known as the VP of Production and Utilization. 

I have also been trying to revamp NCGA’s social media starting with their Facebook page. One of my goals within this is to make our page a place for farmers across the country to be able to interact with each other. I have been making posts with open ended questions trying to really engage our growers. At the same time I am trying to get more college students to become part of discussions on the page so I will be reaching out to many UNL students to start. Also, speaking of our Facebook page, everyone should go like it! 

I had never been to Missouri before this summer and I’m pretty sure it’s one of the most beautiful places (after Nebraska, of course). Thankfully I am staying with a wonderful family here who has taken me to family BBQs and the zoo, which is free by the way if you’re ever in St. Louis. Plus I live next door to a woman I work with who has a great pool that’s perfect for lazy Sundays. I’m convinced I am the luckiest girl in the world to have this amazing internship and be living in this great area.

Nebraska Corn Kernels: Intern projects: price of corn and the poultry ind...: By Casey Campbell, NCGA-St. Louis Intern I really cannot believe that I’m done with my first month interning at the National Corn Growers ...

Senin, 03 Juni 2013

Harga Jagung Akan Cenderung Naik Sampai Bulan Juli 2013 ... ? | Analisa Perkembangan Harga Jagung

Setelah mengalami penurunan harga yang cukup dalam di bulan Maret 2013, harga jagung mengalami naik-turun yang disebabkan oleh banyak hal dalam perdagangan international dan nasional Indonesia.
Sejak awal bulan April 2013 harga jagung termasuk cukup stabil. Harga jagung mulai merambat naik di akhir bulan Mei 2013.

Apakah harga jagung akan stabil di bulan Juni 2013 ini ?
Berdasarkan history harga jagung dari tahun ke tahun di pasar berjangka CBOT, menurut pendapat BNS harga jagung akan cenderung stabill pada harga 6.624 dollar US selama minggu pertama bulan Juni 2013.
Tingginya harga jagung international tertolong oleh adanya panen di sebagian sentra jagung Indonesia.
Cuaca yang ternyata masih sering hujan akan menyebabkan harga jagung di tingkat petani masih sedikit tertekan.

Data Perkembangan Harga Jagung di pasar perdagangan berjangka CBOT 
dalam 3 bulan ( Maret - Juni 2013 ) :


 Penurunan harga jagung terdalam terjadi pada awal bulan April 2013. Harga jagung kembali bergerak naik di akhir bulan Mei 2013.

Pada 31 Mei 2013, harga perdagangan jagung berjangka ditutup pada level  6.62 dollar US per bushel.
Data Perkembangan Harga Jagung di pasar perdagangan berjangka CBOT 
dalam 6 bulan ( Desember 2012 - Juni 2013 ) :


 Walaupun dibilang "mengalami kenaikan harga", sebenarnya harga jagung saat ini masih lebih murah bila dibandingkan harga jagung pada bulan Januari - April 2013.

Harga saat ini hanya 6.62 dollar US, sedangkan harga terendah di bulan Januari - Maret 2013 masih diatas 6.80 dollar US per bushel.




 
Data Perkembangan Harga Jagung di pasar perdagangan berjangka CBOT 
dalam 12 bulan terakhir ( Juni 2012 - Juni 2013 ) :


Setelah mengalami kenaikan harga tertinggi pada bulan Juli 2012, harga jagung cenderung turun dan belum bisa mendapatkan harga setara seperti di bulan juli 2012 tersebut. 
Harga Jagung pada bulan juli 2012 mencapai lebih dari 8 dollar US per bushel, sedangkan harga tertinggi di tahun 2013 masih dibawah 7.50 dollar US per bushel.





Data Perkembangan Harga Jagung di pasar perdagangan berjangka CBOT 
dalam 24 bulan :



 Seperti yang terjadi dalam bulan April - Juni 2013, harga jagung pada bulan yang sama di tahun 2012 juga mengalami penurunan dan kenaikan di bulan Juni sampai Juli.

Apakah harga jagung akan mengalami kenaikan sampai bulan Juli 2013 ?
Silahkan Anda menganalisa dan memadukan semua faktor yang mempengaruhi harga jagung.
BNS berpendapat, bahwa harga jagung akan cenderung naik sampai puncaknya di bulan Juli 2013. Harga akan kembali turun menjelang akhir bulan Juli 2013 sampai awal bulan September 2013. 
  

Data Perkembangan Harga Jagung di pasar perdagangan berjangka CBOT 
dalam 36 bulan terakhir ( 2011 - 2013 ):



 Histori harga jagung dari tahun ke tahun dapat digunakan untuk melakukan prediksi trend perkembangan harga dimasa sekarang.

Salah satu penentu harga adalah adanya keseimbangan antara permintaan dan persediaan.

Permintaan jagung selalu naik dari tahun ke tahun. Sedangkan persediaan jagung dapat diprediksi dari histori masa panen dari bulan ke bulan setiap tahunnya secara nasional di kawasan Indonesia dan di kawasan negara negara penghasil jagung di luar Indonesia. 
Kondisi politik nasional dan internasional, kondisi perdagangan minyak dan hasil peternakan, kondisi cuaca dan bencana alam juga mempengaruhi harga jagung, tapi sifatnya hanya sesaat. Faktor terkuat dalam terjadinya harga tetap pada perbedaan antara permintaan dan persediaan.

REFERENSI :

Kamis, 23 Mei 2013

Harga Jagung Ditentukan Oleh Kualitas Hasil Pasca Panen | SNI Jagung


Berapa harga jagung yang layak untuk hasil panen petani jagung Indonesia ?
Kita semua sebenarnya berharap agar jagung hasil produksi petanis di Indonesia mendapatkan harga bagus dan menguntungkan.
Sayangnya tidak banyak petani yang mempunyai kemampuan untuk melakukan pengolahan pasca panen terhadap jagung hasil panen mereka. Hal ini berdampak pada harga jual yang rendah, karena jagung hasil panen yang masih basah ( Kadar air lebih dari 17% ) tidak memenuhi standar perdagangan jagung di Indonesia.

Perlunya Penanganan Pasca Panen
Umumnya produk hasil pertanian bersifat bulky (segar dan mudah rusak). Kerusakan hasil pertanian dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Kerusakan tersebut mengakibatkan penurunan mutu maupun susut berat karena rusak, memar, cacat dan lain-lain. 
Kelemahan lain dari hasil pertanian ini adalah biasanya bersifat musiman, sehingga tidak dapat tersedia sepanjang tahun.

Penanganan pasca panen merupakan salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut. 
Sebagai contoh banyak produk jagung di tingkat petani yang tidak terserap oleh industri yang disebabkan oleh beberapa hal seperti : kadar air tinggi, rusaknya butiran jagung, warna butir tidak seragam, adanya butiran yang pecah serta kotoran lain yang menyebabkan rendahnya kualitas jagung yang dihasilkan. 
Jeleknya kualitas jagung ini menjadi alasan utama bagi industri pakan dalam melakukan import jagung dari negara lain. Import jagung akan menjadi blunder yang merugikan bagi petani jagung Indonesia< karena harga jagung lokal sudah pasti akan turun dengan melimpahnya impor jagung ke Indonesia.

Penanganan pasca panen secara garis besar dapat meningkatkan daya gunanya sehingga lebih bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Hal ini dapat ditempuh dengan cara bentuk asli maupun olahan sehingga dapat tersedia sepanjang waktu sampai ke tangan konsumen dalam kondisi yang baik.

SNI JAGUNG
Persyaratan mutu jagung untuk perdagangan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu persyaratan kualitatif dan persyaratan kuantitatif.

Persyaratan kualitatif Komoditi Jagung meliputi :
1. Produk harus terbebas dari hama dan penyakit.
2. Produk terbebas dari bau busuk maupun zat kimia lainnya (berupa asam).
3. Produk harus terbebas dari bahan dan sisa-sisa pupuk maupun pestisida.
 
Persyaratan kuantitatif Komoditi Jagung sesuai Standar Nasional Indonesia
 
No
Komponen Utama
Persyaratan Mutu (%Maks)
I
II
III
IV
1
Kadar Air
14
14
15
17
2
Butir Rusak
2
4
6
8
3
Butir Pecah
1
4
3
5
4
Butir Warna Lain
1
3
7
10
5
Kotoran
1
1
2
2


Referensi :
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Indonesia

Jumat, 17 Mei 2013

Target Kenaikan Produksi jagung Indonesia

Kebun jagung di Saradan Madiun - dok. BNS Mei 2013
Jakarta - Pemerintah Indonesia dituntut mampu meningkatkan produksi jagung nasional hingga 9 persen per tahun untuk dapat menurunkan atau mengurangi laju impor komoditas pangan tersebut. Country Lead PT Monsanto Indonesia, Chris J. Peterson di Jakarta, Jumat mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama 2000-2011 kenaikan konsumsi jagung setiap tahun rata-rata 8 persen sementara itu angka peningkatan produksi jagung hanya 6 persen per tahun.
Sedangkan data dari Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyebutkan kebutuhan impor jagung Indonesia rata-rata 9 persen atau 1,4 juta ton per tahun, sedangkan kenaikan areal tanam hanya 1 persen per tahun. "Apakah Indonesia mampu menaikkan produksi jagung nasional hingga 9 persen per tahun sehingga dapat mengurangi atau menurunkan impor," katanya.
Chris menyatakan, dengan kondisi yang ada saat ini maka untuk menutup gap antara produksi dan kebutuhan jagung dalam negeri dibutuhkan lahan baru sekitar 400 ribu hektar serta petani lebih kurang 800 ribu orang untuk menanam jagung jika rata-rata produktivitas lahan 4,8 ton/ha serta kepemilikan lahan 0,5 ha per orang. Dikatakannya, sejak 2006--2011 Indonesia telah mengeluarkan biaya sekitar 2,5 miliar dolar AS untuk mengimpor jagung. "Tingginya beban pemerintah dan pelaku bisnis pakan ternak dalam impor jagung dapat berkurang apabila Indonesia dapat meningkatkan produksi jagung nasional," katanya.
Kebun Jagung - dok. BNS Mei 2013
Menurut dia, melalui pemanfaatan teknologi pertanian transgenik diharapkan menaikkan produktivitas jagung hingga 10 persen dan meningkatkan keuntungan petani hingga 26-47 persen di Indonesia. Saat ini, tambahnya, untuk memenuhi kebutuhan produksi nasional, Indonesia mengimpor 76 persen jagung dari negara-negara yang mengembangkan transgenik seperti Argentina sebanyak 832.202 ton, Brazil (340.985 ton), AS (188.206 ton) dan selebihnya dari Cina serta India.
Dia menyatakan, adopsi transgenik mampu meningkatkan produksi secara signifikan seperti misalnya di Filipina sebelumnya produktivitas hanya mencapai rata-rata -0,4 persen namun dengan pengembangan rekayasa genetika pada jagung mampu menaikkan produksi hingga 6 persen per tahun. Sementara itu Corporate Affirs Lead PT Monsanto Indonesia Herry Kristianto menyatakan, transgenik merupakan salah satu solusi yang tersedia saat ini yang dapat dikembangkan di Indonesia.
Hal itu, lanjutnya, dikarenakan tantangan yang dikeluhkan petani jagung di Indonesia seperti tingginya biaya penanggulangan gulma, hama penyakit pengerek batang serta kualitas produksi yang rendah. "Melalui hasil ujicoba yang dilakukan oleh tim CARE IPB, pemanfaatan jagung transgenik toleran herbisida mampu menaikkan keuntungan petani antara 26-47 persen," katanya. Menurut dia, bila Indonesia mengembangkan benih jagung transgenik diharapkan tidak hanya mampu memenuhi konsumsi jagung dalam negeri namun juga untuk kebutuhan ekspor ke negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand.
(sumber : antaranews.com)

Pustaka Peningkatan produksi Jagung :














Kamis, 16 Mei 2013

Bisnis Manis dari Kerajinan Kulit Jagung

Kulit Jagung jangan dibuang (koleksi photo: detik.com)
Kulit jagung jangan dibuang sia-sia, karena kreativitas para pengrajin bisa merubah kulit jagung menjadi aneka kerajinan, perhiasan, cinderamata dan aneka kegunaan yang bernilai ekonomi tinggi.


MedanBisnis –Jakarta. Siapa sangka, kulit jagung yang sepintas tidak berharga bisa menjadi hiasan cantik menarik dan memiliki nilai jual ekonomis. Di tangan Safni Yeti, kulit-kulit jagung itu bisa dimodifikasi menjadi hiasan cantik, misalkan saja bros dan rangkaian bunga dan lain-lain.
Barang-barang cantik itu, harganya sangat ekonomis, hanya berkisar Rp 5.000 hingga Rp 50.000 saja untuk masing-masing produk. "Kisaran harganya dari Rp 5.000 sampai Rp 50.000. Paling murah bros dan paling mahal rangkaian bunga untuk di ruang tamu," kata Safni saat ditemui wartawan, di acara Pameran Inacraft 2013, JCC, belum lama ini.
Usaha yang telah dirintis Safni dari tahun 2008 itu, terinspirasi dari tangan-tangan kreatif warga Jepang yang mampu membuat rangkaian bunga indah. "Orang Jepang kan paling bisa itu bikin rangkaian bunga. Kita kan sering lihat di TV, ya terinspirasi dari situ," katanya.
Proses pembuatan hiasan-hiasan ini juga sangat mudah, cukup menyediakan bahan baku yang tersedia dan ketelatenan untuk merangkainya. "Prosesnya ya nggak susah.
Kulit jagung dikeringkan dulu, kemudian diproses dan diwarnai habis itu dikeringkan lagi dan dibentuk sedemikian rupa dengan modelnya, jadilah seperti ini. Bunganya beda-beda ada tulip, anggrek, mawar, matahari, sedap malam. Biasanya untuk hiasan ruang tamu," terangnya.
Biasanya, permintaan meroket saat mendekati Lebaran atau hari-hari besar keagamaan. Bahkan, dia mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 50 juta per bulan dengan jualan produk-produknya ini.

"Mendekati Lebaran, Natal atau Hari Raya keagamaan biasanya ramai. Omzet bisa sampai Rp 50 juta per bulan. Bahan baku diambil dari daerah Malang, Nganjuk, dan Kediri," ujarnya.
Dia menambahkan, produk-produknya tidak hanya laku di Indonesia saja, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali, namun mampu menembus negara ekspor seperti Amerika dan Italia, Eropa di tahun lalu. "Kebetulan kerjasama dengan orang furnitur di sana, kita bikin hiasannya. Biasanya pesanan kita lewat online," kata Safni.
Pustaka Kerajinan Kulit Jagung :

SEMOGA BERMANFAAT ........ salam BNS :)
ps:
Kalau punya jagung pipilan, silahkan menghubungi bns 0811277869.
Semoga bisa kita sepakati harga yang bagus dan insyaAllah kami akan membeli jagung hasil panen Anda.











Senin, 08 April 2013

Corn planting progress and planting considerations


Corn planting progress and planting considerations

As I write this article, it is raining and 39 degrees, which seems about right on par for this corn planting season so far.  Hopefully next week will bring warmer and drier conditions.    Planting overall has been slowed/delayed or non-existent, depending on where you are at in the state throughout the month of March because of cool and wet conditions.   According the National Agricultural Statistics Service Report on April 1, we have planted 22% of the Arkansas corn crop and only 3% has emerged.  Last year at this date we had planted 56% of the acreage, compared to 32% for the 5-year average.   Air and soil temperatures overall remain below average.  During the week ending March 31st, state average air temperatures were 5-10 degrees below the 30-year average.
The March planting intentions report last week estimated that Arkansas would plant 1 million acres of corn in 2013, the largest corn acreage since 1951.  So we have a ways to go before corn planting is wrapped up!!
Cool temperatures and rainfall has really slowed corn emergence this year.  Many fields in South Arkansas that were planted 3 weeks ago are just now beginning to spike.  The photos below show the slow development in plots that I have this year.  This corn was planted March 14th at Marianna and hopefully will be close to spiking later this week after being planted for 3 weeks.
Planted March 14 Photo Taken March 21
Planted March 14 Photo Taken March 21
Planted March 14.  Photo Taken March 28
Planted March 14. Photo Taken March 28
Many Producers Are Asking If They Will Get A Stand
In the digging that I have done in the past few days evaluating condition of corn seedlings, the seed that I have seen appears to still be healthy and is still slowly emerging and should emerge with a little more time.   However some fields are likely not to be as uniform emerging as we would like to see.  In looking at corn today, some seedlings were spiking and others still had not emerged, but should be emerging in the coming days.  Under ideal conditions, we would like for all seedlings to emerge on the same day so that all plants are uniform.  But as slow as emergence is now, a couple days difference in emergence may not make as much difference in yield as is perceived.
I have gotten a couple reports of seedlings that had rotted, but I have not seen this first hand yet.  All of the corn that I have looked at appeared healthy at this point.  Fields that have had water standing at the bottom of the field or fields that have poor drainage are more likely to have reduced stands.
What Plant Population is Considered Adequate?
Typically for irrigated fields we are aiming for a plant population of 32-34K/acre.   Some stands of early planted corn this year may not be “optimum” after the stress that they have been through.  Replant decisions depend on a lot of variables including the replant policy for the hybrid in question, what date you can get in the field to replant, what kind of stand you have, and how uniform the stand is?  In plant population studies on irrigated corn in past years, plant populations of less than 26K are generally low enough that replanting may be needed provided you are in the planting window where adequate yields can achieved.   A 75% replant policy (typical, but varies by company and hybrid) by seed companies makes replanting decisions a little easier provided seed is available to replant.  Plant populations of 28K/acre or more and are somewhat uniform should be adequate to maximize yields for most hybrids.   IF REPLANTING, ALWAYS DESTROY THE FIRST STAND PRIOR TO ANY REPLANTING OPERATIONS. 
How Late Can We Plant and Maintain Yield?
A lot of calls are coming in about whether it is too late to plant corn.  My answer – we are just now getting into the “optimum” planting window for most of Arkansas.  After the 2007 Easter freeze much of our corn was replanted after April 15th and resulted in record yields.  In reviewing 5-years of planting date studies that were conducted from 2008-2012 at Rohwer, Marianna, and Keiser evaluating only Bt hybrids, estimated relative yield potentials are listed below:
Estimated   Relative Yield Potential Based on 2008-2012 Planting Date Trials in Arkansas   (Bt hybrids only).
Keiser
Marianna
Rohwer
Planting   Date
 ————–% Relative Yield   ————–
April 1-20
100%
100%
100%
April 20-30
100%
100%
95%
May1-10
98%
95%
90%
The take home message is that we still have plenty of time to get corn planted without sacrificing yield.
Some might disagree, but I feel that how the crop is managed throughout the season is far more important than actual planting date within a normal planting date (March 15-April 30) for Bt hybrids.   There has also been talk about needing to grow fuller season hybrids when we plant later.  Based on results from our planting date studies there is no need to change hybrid maturity when dealing with 110-120 day hybrids, which is what we are typically planting.  If you have a good hybrid ready to plant, don’t change based on perception that you need a fuller season hybrid.

source :
http://www.arkansas-crops.com
planting progress and planting considerations